Jumaat, November 13, 2009

Kami memelihara kucing....sebab ia sunnah Nabi...

Assalamualaikum w.b.t

Pelihara kucing ni sunnah, sapa bela dapat pahala sebab Nabi pun ada pelihara kucing juga...demi melunaskan impian seorang anak yang cinta dan sayaaaang sangat si pemilik misai dan bulu ni, kami ada bela 3 ekor kucing, baka apa tak pasti, ada campur2 parsi dua2 ni....satu comel, satu muka garang, satu lagi tak berapa mesra alam..yang tu pemalu sikit...




Amboi kamu....garangnya! Nak gaduh ker?






Napa peluk kaki kerusi ni? Takut ker??? Manja ni pantang nampak benda bergerak...semua menarik tertarik bagi dia...



kamu memang comel....geramnya, pandai pandang camera tau!



Tengok...beza saiznya tapi geng baik dua ni....yang kecik [manja] mengekor jer yang besar [Ferry]!


Ni kisah lanjut Nabi dengan kucing saya petik dari sini, buat pencerita, izinkan saya letakkan cerita di sini buat tatapan saya dan pembaca lain...


Diceritakan dalam suatu kisah, Nabi Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala nabi hendak mengambil jubahnya, di temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri mueeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk kepada majikannya. Sebgai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu.




Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang nabi sukai ialah, ia selalu mengeong ketika mendengar azan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan. Bahkan kepada para sahabatnya, nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri.



Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al bukhori, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.

Beberapa diantara orang terdekat nabi juga memelihara kucing. Aisyah binti abubakar shiddiq, istri nabi amat menyayangi kucing, dan merasa amat kehilangan dikala ditinggal pergi oleh si kucing. Abdurrahman bin sakhr al Azdi. diberi julukan Abu huruyrah (bapak para kucing jantan), karena kegemarannya dalam merawat dan memelihara berbagai kucing jantan dirumahnya.



Penghormatan para tokoh islam terhadap kucing pasca wafatnya Nabi SAW.



Dalam buku yang berjudul Cats of Cairo, Baybars al zahir, seorang sultan dari dinasti mamluk yang terkenal tegas dan berani, ternyata sangat menyayangi kucing. Bahkan al zahir sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan didalamnya.



Baybars Al Zahir, sultan dinasti mamluk yang mendirikan taman-taman untuk kucing





Tradisi ini akhirnya menjadi adat istiadat di berbagai kota-kota besar negara islam. Hingga saat ini, mulai dari damaskus, istanbul, hingga kairo, masih bisa kita jumpai kucing-kucing yang berkeliaran di pojok-pojok masjid tua dengan berbagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk setempat.



Pengaruh Kucing dalam Seni Islam.



Pada abad 13, sebagai manifestasi penghargaan masyarakat islam, rupa kucing dijadikan sebagai ukiran cincin para khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata uang. Bahkan didunia sastra, para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga lainnya.





Kucing yang memberi inspirasi bagi para sufi.



Seorang Sufi ternama bernama ibnu bashad yang hidup pada abad ke sepuluh bercerita, suatu saat ia dan sahabat-sahabatnya sedang duduk santai melepas lelah di atas atap masjid kota kairo sambil menikmati makan malam. Ketika seekor kucing melewatinya, Ibnu bashad memberi sepotong daging kepada kucing itu, namun tak lama kemudian kucing itu balik lagi, setelah memberinya potongan yang ke dua, diam-diam ibnu bashad mengikuti kearah kucing itu pergi, hingga akhirnya ia sampai disebuah atap rumah kumuh, dan didapatinya si kucing tadi sedang menyodorkan sepotong daging yang diberikan ibnu bashad kepada kucing lain yang buta kedua matanya. Peristiwa ini sangat menyentuh hatinya. hingga ia menjadi seorang sufi sampai ajal menjemputnya pada tahun 1067.



Ada juga cerita tentang seorang sufi di Iraq yang bernama Shibli, ia bermimpi dosa-dosanya diampuni setelah menyelamatkan nyawa seekor anak kucing dari bahaya. Selain itu, kaum sufi juga percaya, bahwa dengkuran nafas kucing memiliki irama yang sama dengan dzikir kalimah Allah.



Cerita yang dijadikan sebagai sauri tauladan



Salah satu cerita yang cukup mahsyur yaitu tentang seekor kucing peliharaan yang dipercaya oleh seorang pria, untuk menjaga anaknya yang masih bayi dikala ia pergi selama beberapa saat. Bagaikan prajurit yang mengawal tuannya, kucing itu tak hentinya berjaga di sekitar sang bayi. Tak lama kemudian melintaslah ular berbisa yang sangat berbahaya di dekat si bayi mungil tersebut. Kucing itu dengan sigapnya menyerang ular itu hingga mati dengan darah yang berceceran.



Sorenya ketika si pria pulang, ia kaget melihat begitu banyak darah di kasur bayinya. Prasangkanya berbisik, si kucing telah membunuh anak kesayangannya! Tak ayal lagi, ia mengambil pisau dan memenggal leher kucing yang tak berdosa itu.

Setelah melakukan aksi keji itu, tiba-tiba sang pria tersebut tersentak kaget, bagaimana tidak! ia melihat anaknya terbangun, dengan bangkai ular yang telah tercabik di bawah tempat tidur anaknya. melihat itu, si pria menangis dan menyesali perbuatannya setelah menyadari bahwa ia telah membunuh kucing peliharaannya yang telah bertaruh nyawa menjaga keselamatan anaknya. Kisah ini menjadi refleksi bagi masyarakat islam di timur tengah untuk tidak berburuk sangka kepada siapapun.



Adakah manfaat kucing bagi dunia ilmu pengetahuan?



Salah satu kitab terkenal yang ditulis oleh cendikia muslim tempo dulu adalah kitab hayat al hayaawan yang telah menjadi inspirasi bagi perkembangan dunia zoologi saat ini, Salah satu isinya mengenai ilmu medis, banyak para dokter muslim tempo dulu yang menjadikan kucing sebagai terapi medis untuk penyembuhan tulang, melalui dengkuran suaranya yang setara dengan gelombang sebesar 50 hertz. Dengkuran tersebut menjadi frekuensi optimal dalam menstimulasi pemulihan tulang.



Tak hanya ilmu pengetahuan, bangsa barat juga banyak membawa berbagai jenis kucing dari timur tengah, hingga akhirnya kepunahan kucing akibat mitos alat sihir dapat terselamatkan.



Sumber: Majalah Adzzikra, terbitan 2007

*************************************************


Ni ada satu kisah lagi yang bagu untuk bagi motivasi pada penggemar kucing......
 
Kisah Dari Tanah Suci: Berkat sayang, muliakan kucing [kisah benar saya petik dari Harakah]


Abdul Wahab Muhammad Nor

Tue, Dec 18, 07
10:40:05 am MYT

Sempena wukuf di Arafah hari ini (18 Disember) dan Hari Raya Korban esok (di Arab Saudi), disiarkan Kisah Dari Tanah Suci ini untuk iktibar bersama. Kisah ini mengenai seorang wanita Muslimah Melayu berasal dari Perak yang menunaikan haji kira-kira enam tahun lalu.



Wanita ini kerana sudah tua dan uzur, lutut pun lemah dan sentiasa sakit, menggunakan kerusi roda semasa tawaf dan saie. Dia mengupah petugas Arab menolaknya, tujuh kali pusingan tawaf dan tujuh kali berulang alik antara Bukit Safa dan Marwah.



Beliau menunaikan tawaf rukun dan saie saja. Yang sunat tak mampu kerana uzur. Lagi pun wangnya hanya cukup-cukup saja.



Namun, ada satu amalan mulia dimiliki Muslimah ini. Yakni mencontohi sunnah Nabi s.a.w., mengasihani dan menyayangi kucing di desanya.



Dia amat suka memelihara kucing. Di rumahnya banyak kucing. Dia melayan makan dan minum kucing. Dia pungut kucing yang dibuang orang, diberikan makan dan minum, dirawat dan dimandikan dengan sabun wangi.



Walaupun banyak kucing jalanan itu lemah, sakit, kurus kering atau lumpuh, tetap diambilnya untuk dirawat di rumahnya. Ada yang berkudis dan sakit serius. Pendeknya rumahnya menjadi pusat kucing kurap.



Maka terkenallah rumahnya jadi pusat rawatan kucing. Mana-mana kucing yang mati dikuburkan di kebunnya. Demikian begitu kasih Muslimah ini kepada makhluk Allah yang lemah lembut itu.



Justeru, ada kucing-kucing peliharaannya manja, gemuk dan sihat, serta cantik-cantik belaka, berkat khidmatnya, yang ikhlas.



Tahun itu beliau berangkat, menunaikan haji dengan menggunakan perkhidmatan Tabung Haji. Gembira dan sayu nian kalbunya, kerana hajatnya untuk ke Tanah Suci, solat di Masjidilharam dan melihat Baitullah di depan mata sudah terkabul sudah.



Ingin di hatinya untuk tawaf banyak-banyak seperti orang muda dan sihat. Tetapi apakan daya, lututnya sakit manakala badan uzur. Setelah solat fardu sentiasalah beliau memanjatkan doa dan pertolongan Allah, agar hajatnya dimakbulkan.



Pada suatu hari, semasa hendak pergi solat di Masjidilharam dengan keadaan bertongkat, beliau terjumpa seekor kucing yang kurus, comot, lemah dan lapar.



Apabila kucing itu hendak bangun berjalan, ia jatuh berkali-kali. Kasihan nian wanita tua itu melihat makhluk Allah itu menderita dan sengsara di kota suci Makkah.



Lantas diambilnya kucing itu, diurutnya tubuhnya yang lemah itu. Dibelikan sebungkus nasi berlauk dan diberikan minum air zam-zam yang murni.



Dengan takdir Allah, kucing itu pulih dan sihat. Kucing itu telah menggesel kaki Muslimah tadi, lalu menjilat kedua-kedua tapak kakinya. Ajaib sungguh, kaki dan lututnya yang sakit tadi, tiba-tiba menjadi sihat dan kuat, seperti orang muda.



Muslimah tua tadi dapat tawaf sebanyak-banyaknya, ikut suka hatinya. Tertunailah hajat yang terbuku di hatinya selama ini, berkat menolong seekor kucing di Makkah yang mulia itu..



Setelah tawaf wida (selamat tinggal) dan menziarahi Masjid Nabawi, hajah yang solihah tadi berserta rombongannya bersiaplah untuk pulang ke Malaysia.



Sewaktu hendak menaiki tangga pesawat di Jeddah, Muslimah tua tadi terlopong melihat seekor kucing yang mirip kucing yang ditolongnya sewaktu di Makkah dulu.



Kucing itu duduk di sisi tangga pesawat itu sambil matanya merenung sayu padanya. Apabila Muslimah tadi sampai ke anak tangga teratas, kucing tadi ghaiblah daripada pandangannya.



Demikianlah ganjaran dan berkat orang yang mengasihi kucing, seperti Nabi kita s.a.w. mengasihinya di dunia ini, lebih-lebih besarlah pahala menunggunya di alam akhirat nanti. Amin. 


Nota saya: meremang tengkuk bava pengakhiran cerita ni...hanya asbab kucing Allah bagi wanita solehah itu kesihatan.....


Dan ini satu lagi kucing kami....masih pemalu dan selalu suka terkejut....selalu kena gomol!





Ni pun anak gadis solehah jugak ni [amiiin]...balik sekolah WAJIB hadap kucing dulu....dah peluk cium cakap2 dengan kucing barang setangah jam baru boleh buat kerja lain... so ada 3 kucing sejam setengahlah dia spend masa untuk setiap satu tu....bagus anak2 sayangkan kucing sebab ini satu cara didikan dan kaedah menanamkan sifat sayang dan belas ihsan dalam jiwa kanak2....supaya bila besar sifat sayang, kasih dan ihsan subur dalam jiwa mereka.....


Nota saya: Bela kucing kena rajin dan ikhlas, kalau tak ikhlas, bila kucing berak kencing muntah bersepah2 mesti kita rasa nak marah, walaupun muka kucing itu sangat comel dan bulunya sangat lebat dan gebu..bila dah berak semua pun jadik lupa...yg ingat nak marah jer.......saya bertuah sebab anak gadis saya, 6 tahun penggemar tegar kucing sehingga sanggup bersihkan najis dan muntah kucing....tapi takdelah saya dera dia suh bersihkan...selalu jadik mangsa bersih membersih bibik ler...

4 cetusan rasa:

Kujie berkata...

gambar last tu - hah...panjangnya dia..... banding dgn cenonet kt sebelah

Hanisumayyah berkata...

Kak jie...

Memang 'Ferry' ni panjang dan sasa, kuat makan pulak tu...tapi manja alahaai...tapi dua tiga hari ni asyik keluar rumah carik pasangan kot? Ada satu hari tu dua malam tak balik tido rumah....nasib baik balik semula!

siti noriza saleh berkata...

salm kak..siti pun teringin sgt nak bela kucing...masa mula2 kawin, rasa sunyi sgt sbb rezeki utk dpt baby, lmbt..so, mint hubby carikan kucing buat peneman bila hubby gi keje....dlam tgh2 cari2 kucing tu, ALhamdulillah, mengandung...so, pencarian tu terhnti.....bila dah bersalin, keinginan utk bela kucing ni, tertunda lagi sbb baby ada asma....skrg, masih menyimpan niat itu...

Unknown berkata...

Komen saya lebih fokus kepada mereka yang acuh tidak acuh bab kebersihan terutamanya dalam hal najis kucing yang sangat terkenal dengan baunya yang ERKKK... Tiada gunanya kita bela kucing tapi dibiarkannya berak di pasu-pasu rumah jiran, dalam pagar jiran, ceroboh masuk dapur rumah jiran mencuri ikan dan sebagainya . Perlu kita sedar hakikat bahawa dalam kita mahu mengambil pahala membela haiwan kesayangan Rasulullah SAW, pada masa yang sama kita telah menyakiti hati jiran.
Perlu untuk kita tahu tidak semua manusia punya hati yang sama, iaitu menyukai kucing. Terlalu ramai manusia di luar sana yang anti-kucing, benci kucing, dan alahan terhadap kucing.Bukan setakat itu, kucing yang kuat mengiau kerana lapar adakalanya boleh menyakiti hati jiran dek kerana terganggu apa jua aktiviti yang dilakukannya.
Bagi yang terlalu menjaga kebersihan (extreme cleanbehavior), kucing itu seolah-olah najis baginya, langsung tidak dibenarkan masuk rumah apalagi tersentuh walau seurat bulu kucing...Oleh itu, perlu kita fahami adab yang digariskan Allah dalam kita hidup berjiran. 

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP